Ternyata baru sebatas niat dan kesadaran. Tergoyah sedikit saja maka niat dan kesadaran itu menguap. Begitu cepatnya, hingga yang datang kemudian hanya penyesalan.
Kadang hadir tanya: jikalau ini tarbiyah, maka kenapa Allah memilihkan cara ini? Kenapa harus menggores luka? Kenapa harus ada tangis? Tak bisakah kemasan lain yang datang memberi arti?
Sungguh tiada niatan tuk memberi duka.
Astagfirullah.
Yakinkan sekali lagi, yakinkan tolong, bahwa Allah menyayangimu dan Allah tahu bagaimana menempamu dalam tiap episode yang Ia tentukan. Dan yakinkan bahwa tiap kepingan adalah kesempatan tuk bercermin dan mengukur diri.
Astagfirullah.
Semua indah hanya karena Allah bukan? jadi cukuplah Allah, Rasul dan orang beriman yang menjadi saksi atas semua niat dan semua usaha.
Dan pintalah pada-Nya agar yang terpendar adalah kebaikan.
Mohon ampun pada-Nya dan mintakan maaf atas semua khilaf yang ada.
Sekali lagi, mintakan maaf atas semua khilaf.
Moga esok hadir naungan cinta yang merendam semuanya.
1 comment:
sudah seharusnya ramadhan memberi atsar (bekas, jejak) yang nyata dalam kehidupan.
Post a Comment