Tuesday 23 November 2004

menikah = cita-cita?

Menikah adalah impian setiap orang –mungkin-. Indahnya pernikahan yang selalu terbayangkan, hingga lupa ada banyak hiasan selain itu di dalamnya. Menikah adalah menghabiskan sisa umur dengan seseorang. Yang bersamanya ada bangunan kokoh yang tiap harinya dijaga dalam satu nafas: keikhlasan. Selalu tersenyum saat melihat pasangan muda yang menggendong anaknya, entah senyum bahagia atau senyum cita-cita hehe.
Jadi menikah itu cita-cita? Mmm –sampai disini ga bisa ngelanjutin nulis lagi :p-

--> ditulis setelah mampir ke blognya mba rieska :) salam kenal mba

3 comments:

imponk said...

Yup, saya jg bercita-cita mempunyai istri yang shalihah :D dan hidup bahagia.

Saya tahu, bahwa menikah itu tidak melulu penuh kebahagiaan... tetapi ada juga hal yang lain. Tapi saya berharap bahwa kalau saya menikah nanti, dapat hidup teruuusss bahagia hehe...

mitatea said...

deuh yang dah kepengen hehe.. g doain biar cepet nikah n jadi istri yang sholehah. amiin.

Anonymous said...

Menikah bukanlah cita-cita, tapi washilah(sarana) utama untuk meraih cita-cita utama. Menikah bukanlah sekedar kita bangun dipagi hari, mendapati seorang tercinta disisi, dengannya siap menyambut hari, menghabiskan sisa usia kita dengan saat-saat yang menyenangkan berdua, tapi kesadaran bahwa setelah ini perjuangan berat akan dimulai, 'bersama mengumpulkan batu bata, bersama mewujudkan impian membangun istana di surga' Dan tentu saja, sesuai sunnatuLlaah ini bukanlah pekerjaan yang mudah ;)

Jika menikah adalah cita-cita,kita akan kecewa ketika pernikahan tidak seindah bayangan kita. Jika menikah adalah cita-cita kita akan kecewa menemukan jauzi kita tidak sesempurna harapan kita. Sebab menikah bukan tentang kapan dan dengan siapa kita akan menikah tapi tentang bagaimana kita akan tetap survive di dalamnya. Sebab pernikahan bukanlah cita-cita, karena cita-cita kita harus tetaplah lebih agung darinya. Teringat percakapan mujahid dan mujahidah tatkala ta'aruf :

Mujahid : Menikahi ane banyak konsekuensinya. Siapkah ukhti menjadi janda sewaktu-waktu karena cita-cita ane adalah syahid di jalan ALlaah
Mujahidah : InsyaALlaah ana siap, karena apalagi yang lebih membahagiakan seorang istri selain memenuhi cita-citanya, menghantarkan suami dan anak-anaknya menggapai cita-cita tertinggi mereka"

Dan ketika tujuan kita adalah jannahNya, perjalanan telah dimulai sejak saat ini. Bukan hanya ketika kita sudah menjadi ibu -itu hanyalah jalan utama-tapi jauh sebelumnya, seperti saat ini, kita meniti jalan setapak untuk mengukir sejarah awal jundi/jundiyah kita kelak dengan ilmu pernikahan yang harus kita pelajari lebih dahulu ;)

Jadi sok tau(atau sok tua y ;P) gara-gara abis mampir di webnya mba fe dan t rieskaa juga
'afwan jd panjang, hehe ini saya ngoment atau ikut ngeblog di sini y :p
Moga segera dipertemukan dengan mujahidnya, ukhti ienk ini sama2 di bdg juga kan?

-md-

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...