Monday, 22 November 2004

h+9

Lagi ingin obrol mba, bentar aja malam ini. Butuh teman untuk berbagi. Rasanya hari ini aku ingin menangis mba. Di luar lagi hujan, jadi mungkin tangisku kan berbaur dengan suara hujan. Tidak ada yang tahu. Mungkin setelah menangis semua kan jadi lebih baik. Setidaknya jadi sedikit lega.

Akhir-akhir ini semua jadi terasa agak berat mba. Rasanya ada tumpukan beban di pundakku. Kalau seperti ini aku ingin terus menjadi anak-anak. Bisa berlarian sesukanya, kalau memecahkan gelas itupun tak jadi masalah. Masalah mungkin bagi sang ibu, tapi anak itu hanya menangis sebentar lalu kan berlari lagi. Aku juga ingin menangis sebentar lalu berlari lagi. Tak ingin pecahan-pecahan kaca itu membuatku takut untuk melangkah mba. Tapi sesudah kesulitan kan hadir kemudahan, itu janji-Nya kan mba? Karena kekuatan adalah kekuatan-Nya, kekuasaan adalah kekuasaan-Nya dan perlindungan adalah perlindungan-Nya.

Mba, aku jadi ingin membeli sofa terempuk di dunia dan bersandar hangat disana, memejamkan mata sejenak, lalu berlari lagi.

4 comments:

imponk said...

menangislah kalau ingin menangis, tak usah disembunyikan. dengan menangis, beban akan bilang. memang hidup ini sementara, tetapi jangan berharap tentang kepergian. :)

*hihi.. postingannya kok selalu ttg kesedihan?

mitatea said...

sabar yenk, semuanya pasti ada hikmahnya kan?

gitafh said...

Imponk --> iya ya? gpp deh terlihat ttg kesedihan mulu, yang penting ga pesimis :P

mita --> mit, ini postingan yang melankolik dan hiperbolik yak hehe, tapi tau kan OCD-nya ienk, itu tuh yang bikin rada rada stres :(

Anonymous said...

disini sudah tersedia sofa yang termahal yang tidak bisa dibeli oleh siapapun juga. sudikah ukhti tidur dan rasakan kehangatan sofa-ku ini?-pengen baca road to mecca donk...

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...