Sunday 21 November 2004

h+8.. semoga bisa menjaganya

“Selamat pagi mentari”, ujarnya seraya menyibak tirai dan menghirup segar udara pagi. Angin yang berhembus menerpa dingin dirinya. Pagi selalu membuat lupa ada terik dan panas yang kan hadir sesudahnya. Perlahan dituruni tangga-tangga rumahnya dengan riang. “Ada bidadari surga di rumahku”, batinnya. Dibukanya pintu berwarna kuning itu, mengendap-endap dan kemudian di kecupnya pipi seorang wanita yang sedang tertidur pulas.
“Pagi bunda, bangun dong, udah pagi ni”.
Wanita itu membuka matanya perlahan kemudian tersenyum. “Pagi cinta, gimana tidurnya tadi malam?”.
“Nyenyak bunda”, sahutnya jenaka. “Tidur lagi bunda selepas sholat?”
“Iya cinta, niatnya hanya melepas lelah sebentar saja, tapi malah kebablasan”, ujar sang ibu yang tengah beranjak bangun.
“Capek banget kemarin ya bunda. Hari ini shaum ga bunda? Kalau ga shaum mau minum apa?”.
“Semangat banget cinta, tuh bangunin ayah dulu. Bunda dan ayah ga shaum hari ini.nanti tolong buatin teh ya sayang”.
“Ok deh bunda”, dikecupnya kembali pipi wanita kesayangannya itu sebelum ia melangkah ke dapur.

Pagi ini batinnya bersenandung.Senandung senang dan semangat. Senang dipertemukan dengan ayah bundanya dalam keadaan sehat dan bahagia. Senang bisa membuatkan sesuatu untuk keduanya, walau ia tahu seberapa banyak pun usahanya tak bisa membalas jasa mereka.
Harapannya, semoga ia selalu ingat bahwa kebaikan mereka begitu besar, tanpa mengingat teguran kasih yang terkadang terdengar bagai bentakan, amarah atau apapun yang dirinya bahasakan. Bukan mereka, ia-lah yang sering menorehkan luka bagi keduanya. Entah matanya, ucapannya, tingkah lakunya, kadang menyakitkan atau bahkan sering. Astagfirullah.
Semoga ia selalu ingat bahwa tiap kesempatan yang Allah hadirkan bersama keduanya adalah kesempatan untuk berbuat baik dan membalas budi keduanya. Ada ruang disana yang tiap detiknya adalah rajutan kasih yang dibuat bersama agar kelak ia, saudara-saudaranya dan kedua orang tuanya dipertemukan kembali dalam taman surga-Nya kelak. Semoga setiap kesempatan yang Allah beri, bisa ia isi sebaik mungkin.

Seraya mengaduk teh untuk keduanya, tangannya meraih telepon seluler yang terletak di meja dapur. Dibacanya ulang pesan yang masuk subuh tadi:

Ada berjuta hamasah dakwah untuk memperbaiki umat, ada beribu langkah yang tak pernah henti tuk membina umat. Namun seringkali ada banyak lupa dan lalai tuk menjaga keluarga kita, bidadari surga kita, ibu, ayah dan orang-orang tercinta.

Pagi ini indah sekali. Seindah semua yang Allah karuniai untuknya. Moga ia bisa menjaganya.

-->teteh makasih dah berbagi pagi ini. jazakillah khair :)

1 comment:

imponk said...

semoga esok pagi bisa lebih baik dari ini :)

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...