setengah dien

sudah berbulan-bulan blog ini ga di apdet. ga banyak yang berubah dari blog ini, tapi mungkin nanti akan ada sedikit tambahan warna karena bertambahnya peran: sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga. alhamdulillah.
saat ini rasanya hidup jadi lebih memiliki tujuan. mungkin itu yang dimaksudkan dengan menikah adalah menggenapkan setengah dien. mungkin juga karena di dalamnya ada bangunan tak kasat mata yang menyediakan ruang dan waktu bagi kita: manusia, untuk bisa berpikir, mengerti dan memahami akan hidup. begitu mungkin yah? sepertinya iya :)

***

alhamdulillah, untuk nikmat yang diberi, untuk lelaki yang baik hati, untuk hidup yang dijalani.

semoga akan senantiasa bersama, saat ini dan kelak. amin.

kembali ke pensilwarna

ga gampang memang mengurus sesuatu, apa yang kita punya adalah sesuatu yang memerlukan perhatian, sama halnya dengan ngurus blog ini, butuh perhatian. apalagi kalau mau posting saat ini kok rasanya tahapan yang dilewatinnya banyak banget. mulai dari login sampai edit. tapi insya Allah keinginan untuk ngapdet blog selalu ada meski rasanya agak sulit untuk terwujud dengan baik hehe.

baiklah mari mulai posting kembali di pensilwarna :)

karena namamu pujangga

Aku tahu kenapa namamu pujangga
Karena kata-katamu berbinar jenaka
Dalam ramuan rima yang selalu menggoda
Dan tahukah pujangga?
Itulah yang membuatku jatuh cinta.

bersama selamanya

Suatu saat nanti aku berharap, bahwa kita tak hanya bicara cinta, aku sayang kamu, kamu sayang aku. Kita tak hanya bertukar rindu, ingin bertemu, ingin berjumpa. Tak hanya pikirkan cita, tentang masa depan dan anak cucu. Aku ingin kelak, kita bicara tentang hidup, tentang sesuatu yang kita percayai keabadian. Tentang bagaimana amal kita. Tentang seperti apa putaran waktu yang menyedot usia kita. Tentang sang Pencipta yang menggariskan semuanya.
Karena sungguh, aku ingin bersamamu selamanya, saat ini dan kelak.

nurani

Aku tahu tuhan mengaruniaiku nurani, yang berbisik lembut menyayangiku, setia menasihatiku, yang tak lelah mendampingku. Nurani yang berkata pelan, hingga terkadang aku tak mendengarnya. Nurani yang berbisik, hingga suaranya terkalahkan oleh angin. Nurani yang tak pernah pergi meski kadang aku mengacuhkan hadirnya.

Dan perlahan kupaham aku harus belajar mendengar lirih nurani dan bersisian dengannya menyusuri waktu, hingga nanti, hingga kelak…

Nurani berjalan pelan
Langkahnya tak bertapak, tak tinggalkan jejak
Nurani berkata-kata
Dan angin selalu kalahkan bisiknya

satria muda

aku bukan gatotkaca
yang jadi legenda karena saktinya
aku bukan bang pitung
dari tanah betawi yang bikin kulit mutung
aku juga bukan kang kabayan
yang asalnya dari tanah sunda berhati nyaman

aku hanya satria muda
asal dari bumi taruna nusantara
yang mencoba untuk berkarya
demi tanah nusa dan bangsa

selamat pagi :)

selamat pagi..
rasanya ingin selalu mengunjungi blog kalo baru di otak atik :) meski sebenarnya belum ada ide buat nulis-nulis :) btw hari ini dah tgl 8 maret 2008. ga terasa yah, apalagi klo banyak yang mesti dikerjakan. tiba-tiba sudah akhir maret, cepat sekali.
berharap semoga apa yang bisa dikerjakan hari ini dapat dikerjakan dengan baik, dan hari esok jadi lebih baik lagi. dan itu butuh energi besar. jadi semangat!! ga boleh menyerah apalagi kecewa ma diri sendiri :)

ternyata..

baru aja utak atik blog dan baru tau ternyata ada fasilitas yang tinggal di klik-klik aja dah bisa bikin blog jadi lebih rapih.. -telat banget yah :D

karena ku tak mengerti

Ada sesuatu yang tak aku mengerti disini. Dalam tiap hari yang nafasku menderu di dalamnya. Mungkin kamu tahu? Karena sering ku bermimpi menuju cahaya, meleburkan diri menjadi partikelnya. Namun sering kali aku dibuat tak berdaya dengan silaunya. Kadang ku termangu pada angan menjadi gelombang, bersatu dalam harmoni laut yang riak-riaknya menghampiri kaki langit. Namun terlalu takut ku menyelami dalamnya. Mungkin kamu yang tahu jawabnya karena sungguh aku tak mengerti.

pelangiku ingkar janji

aku ingin melihat pelangi
pelangi yang pertama muncul di tahun ini
aku ingin berjalan diatasnya
melewati jembatan pelangi
menuju negri di surga
karena aku tak tahan
ingin muntah
dan muak

**

tapi pelangiku tak kunjung datang
ia disembunyikan langit yang tak juga menghadirkan rintik
pelangiku enggan menyapa
dan aku tersiksa
mengapa?

**

aku tak lagi ingat wajah pelangi
dulu ia adalah semburat indah
bagai pipi gadis yang merona karena rayuan
bagai senja yang setia dengan hari
bagai kasih ibu yang selalu melindungi
pelangi kini tak lagi ada
ia tak lagi tampak
dan tak pernah hadir

mungkinkah pelangiku ingkar janji?