Suatu ketika, saat pak tani hendak pergi berladang, di tengah jalan ia menjumpai belalang yang patah kakinya. Pak tani berhenti sesaat, mengamati apakah belalang itu masih hidup atau tidak. Tiba-tiba terdengar suara: “ Pak tani, tolong aku, aku harus segera sampai ke ujung desa, disini bukan tempat yang aman lagi bagi bangsa kami, tolong jangan bunuh aku pak”. Pak tani tersentak kaget, ia memperhatikan sekelilingnya, hanya ada ia dan belalang itu. Lalu, “Pak, ini aku, tolong bantu aku pak”. Pak tani semakin kaget mengetahui bahwa yang berbicara adalah belalang yang sedang terluka itu. Akhir-akhir ini penduduk desa memang sedang mengalami krisis makanan, maka semua jenis bahan makanan yang bisa disantap akan habis dalam sekejap. Termasuk belalang, kini belalang diburu oleh para penduduk desa, untuk dijadikan sate.
Pak tani tak habis pikir bagaimana mungkin belalang ini dapat bicara. ia mencubit kulitnya yang kelam, sakit, artinya ia tidak bermimpi. Ia belum yakin, kali ini ia memukul pipinya perlahan, sakit juga, ternyata ia benar-benar sedang tidak bermimpi. Pak tani lalu mengangkat belalang itu dan meletakkannya di atas tangannya. “ Kenapa aku harus menolongmu?”, ujar pak tani. “Desa kami sedang kelaparan dan sate belalang sungguh nikmat bagi kami”, lanjutnya lagi. “Tolonglah pak, aku harus segera ke ujung desa, menyelamatkan diri dan membangun bangsa kami lagi. Ada siklus makan di bumi ini kan pak tani? Jika bangsa kami musnah, maka ekosistem alam akan terganggu. Tolonglah aku pak. Aku akan membalas kebaikan bapak”, belalang itu memohon dengan sangat.
Pak tani tampak menimbang-nimbang hendak mengambil keputusan yang mana. Lalu ia letakkan kembali belalang itu di tanah. “Kau akan kutaruh di antara peralatan bertani ku, jangan menampakkan diri, nanti jika telah dekat ujung desa akan kuberitahu”. Belalang sangat senang mendengarnya, “Terima kasih, terima kasih pak”, ujarnya berulang-ulang. “ Hari ini istriku baru saja melahirkan, anakku sehat, dan kini hatiku riang, nikmat Allah sudah sangat banyak padaku, tak ada salahnya ku melepaskanmu kali ini”. Belalang tersenyum senang. Dan pak tani pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju ladang.
***
Satu tahun kemudian
Pak tani sukses besar, hasil kerja kerasnya bebas hama, memiliki kualitas yang sangat bagus dan terjual dengan harga tinggi. Ini adalah peristiwa yang belum pernah ia alami. Pak tani lupa dulu ia pernah membantu seekor belalang menyelamatkan diri, dan ini adalah balasannya. Kebaikan untuk kebaikan.
No comments:
Post a Comment