sejak dikeluarkannya permenkes No. 512 tentang kemudahan membuat SIP untuk dokter muda, yang artinya kita sekarang ga perlu PTT lagi untuk melengkapi persyaratan pembuatan SIP, sebenarnya keinginan untuk PTT jadi ga terlalu menggebu-gebu lagi sekarang :) . tapi entah kenapa kalau belum PTT itu rasanya jadi ga enak makan, ga enak tidur, dan ga enak kerja -berlebihan hehe-.
arti lebih besar dari permenkes 512 itu adalah kita sekarang makin punya banyak pilihan untuk memberikan manfaat bagi orang banyak -itu idealnya-, realistisnya, kita jadi punya banyak pilihan untuk kerja :
pilihan pertama, PTT
pilihan kedua, ngambil spesialis
pilihan ketiga, jadi dosen/ngajar dll
pilihan keempat, jadi pns
pilihan kelima, buka praktek sendiri
pilihan keenam, kerja di RS
pilihan ketujuh, s2, s3 dll?
dan yang sulit adalah menentukan apa yang akan dipilih...
tapi sampai saat ini PTT masih jadi prioritas pertama. kenapa sih mesti susah2 PTT? kenapa yah? mungkin alasan pertama adalah karena kita mesti ngelatih diri sendiri untuk jadi decision maker dan tidak tergantung pada sarana rujukan yang ada. kalau di kota besar, sarana rujukan kesehatan yang lebih memadai sangat amat banyak sekali. dan mungkin sadar ga sadar kita jadi tergantung dengan itu semua. artinya skill, pengalaman, keberanian dan pengetahuan mungkin akan segitu segitu aja.
hampir semua dokter senior menyarankan untuk PTT dulu sebelum ambil spesialis. dengan PTT seluruh panca indera kita akan terlatih dalam menghadapi pasien, karena setelah di lapangan kita akan nemuin berbagai hal yang kompleks tentang pasien. dan di situlah terbukti bahwa medicine is an art.
dan karena itu PTT masih jadi prioritas pertama dan sekarang lagi nungguin pengumuman PTT, doain ya, moga diberikan yang terbaik, amin :)
2 comments:
iya bener...emang sebagai dokter itu belum lengkap kalau belum PTT khususnya bagi dokter yang masih muda-muda. Seperti iklan sebuah rokok di TV, yang muda belum dipercaya. Tapi kalau PTT yang menjadi ujung tombak adalah mereka yang muda-muda dan merekalah yang bisa dipercaya oleh masyarakat, dan itulah yang dapat membuat mental dokter yang masih muda-muda terasah,tentu saja aspek keilmuan dan pengalamannya juga bertambah banyak. Yang penting jangan pilih daerah yang lebih percaya dukun daripada dokter hehehe. Trus kalau bisa cari daerah yang banyak penyakitnya dan penyakitnya beragam...jangan yang itu-itu aja. Ntar malah bukan PTT tapi jadi spesialis hehehe....misalnya disuatu daerah terjadi wabah panu...ntar dokternya jadi spesialis panu deh hehehehe. Tetap semangat...mumpung masih muda harus semangat dan pantang menyerah. Meskipun ada pengalaman yang kurang baik dari dokter dokter yang telah PTT sebelumnya, jangan dijadikan hal yang melemahkan mental. Tiap orang punya garis hidup dan jalur nasib sendiri. Dan tiap orang akan mengalami hal yang berbeda. Yang penting sih mental dari diri kita sendiri, mau diluar kita situasinya parah banget, misalnya gaji kecil, kesulitan birokrasi dll...jangan dijadikan kendala. Jadikan sebagai suatu batu loncatan. Keep the fighting spirit hehehe
Masalahnya sekarang bagaimana agar PTT menjadi mudah dan menyenangkan? Khan Kita tau sekarang ini untuk mendaftar PTT aja harus ngantri segala, apalagi di daerah2 yang peminatnya emang banyak. Itu makanya skrg para dokter muda lebih senang jika langsung lanjut ngambil spesialisnya, gak usah repot2 ngejar PTT,apalagi jika uang ortu menjamin. Padahal PTT emang berguna dalam melatih semua aspek skill para dokter muda tersebut.
Yang menjadi masalahnya adalah sikap para dokter muda tersebut. Mereka kebanyakan ya hanya ingin enaknya saja,jadi memilih tempat PTT yang dekat dengan kota (yang gak terlalu dusun bgt), tanpa mau mencoba mengambil tempat2 yang pelosok. Padahal sekarang kalo diliat dari insentif gaji yang diberikan, kalo memilih tempat yang terpencil sangat menggiurkan lho...
Nah makanya bagi para dokter muda,ayo pilih tempat2 yang terpencil, kan bukan untuk selamanya juga, paling 6 bulan kamu sudah selesai, dengan gaji yang sangat lumayan (bisa hemat lg hehehe..buat biaya spesialis), dan kamu bisa menjadi dokter serba bisa dan jarang dituntut (bandingkan jika praktek di kota, para pencari keuntungan sudah mengintai tuh..), ya khan...?
Oia,bagusnya dimana ya?
Post a Comment