Wednesday 16 March 2005

paris van java

pertumbuhan pusat perbelanjaan di bandung cukup pesat. dari tahun 2000 hingga sekarang banyak muncul tempat-tempat menarik yang menggoda masyarakat bandung. sebut saja bandung super mall (bsm), dago plaza, istana plaza (ip), bandung electronic centre (bec), cihampelas walk (ciwalk) ditambah lagi dengan beberapa tempat yang belum rampung seperti paris van java, metro trade centre (mtc) dan satu lagi pesaing bec di jalan veteran. cepat sekali. dan sepertinya gedung-gedung itu tidak kehabisan pengunjung.

dulu, mungkin hanya bandung indah plaza (bip) yang jadi tumpuan masyarakat bandung untuk berbelanja, duduk-duduk atau hanya sekedar melihat-lihat. tapi sekarang, anda bisa memilih kawasan perbelanjaan yang dekat dengan rumah anda. belum lagi factory outlet yang menjamur di tiap sudut kota bandung. di sepanjang jalan sukajadi, otten, dago, buah batu, riau, mungkin hanya kawasan cipaganti yang bebas dari factory outlet. berlebihan :D :D.
jadi lupa bandung pernah dapat predikat sebagai kota kembang.

pertumbuhan mal-mal baru dan outlet-outlet itu seperti tidak mengenal tempat. bsm tepat berdiri di sebuah sd, dekat dengan kawasan yang sudah dikenal macet sebelumnya. ciwalk sepertinya tak peduli kalau keberadaannya cukup membuat cihampelas makin berdesakan. lalu yang terbaru, paris van java, yang digosipkan rampung september nanti, dengan suksesnya menggeser brimob dan memindahkannya ke jatinangor.

dan coba bayangkan, lokasi paris van java, yang didengung-dengungkan juga sebagai mal yang terbesar, terletak hanya 5 meter di belakang tempat saya sedang mengetik tulisan ini. benar sekali, lokasi paris van java dengan rumah saya hanya dipisahkan oleh sebuah gang yang lebarnya hanya sekitar 1-2 meter! menggantikan lapangan sepak bola di belakang rumah.

sebenarnya sudah sejak lama lapangan sepak bola yang berada di belakang rumah ini sepi dari aktivitasnya yang pertama kali saya ketahui: tempat diputarnya layar tancap saat malam minggu dan juga bermain sepak bola tentunya. saya ingat pertama kali tinggal di rumah ini, sempat beberapa kali naik ke tempat jemuran dan mengintip layar tancap dari sana :D. dan saat masih duduk di sekolah dasar, guru olahraga saya pernah mengajak kami kesana. lalu selang beberapa waktu tidak ada kehidupan. tidak ada layar tancap dan suara riuh penonton sepak bola.

hingga tahun 2004, atau 2003 saya lupa pastinya, mulai bermunculan bunyi-bunyian dari alat-alat berat di belakang rumah. mereka sudah memulai pengerukan tanah! muncul mobil-mobil besar dan truk-truk. usut-usut punya usut ternyata benar akan dibangun sebuah mal disini. lalu berkumpullah para penduduk di rumah pak rw, kabarnya mereka telah memberikan uang ganti rugi akibat suara-suara berisik yang ditimbulkannya pada penduduk disini. tapi entah bagaimana mekanisme pembagiannya.
sejak saat itu siang dan malam hampir dipastikan ada alunan baru dari belakang rumah :D. seperti saat ini.

kini, rangka bangunan itu hampir rampung, jadi jangan heran kalau dari depan rumah ini terlihat besi-besi yang menjulang melebihi atap rumah. dan mungkin sejak september nanti akan terlihat gedung baru di balik rumah ini. entah ini kabar yang baik atau tidak.

tapi terlepas ini baik atau tidak, masih tetap berharap bandung menjadi paris van java sesungguhnya yang bersih, indah, berbunga.

3 comments:

Anonymous said...

Ada demand, ada supply.
Semoga Bandung tidak menjadi Kota konsumtif
Wah kebayang ya, ntar rumahmu akan banyak dikunjungi orang Git

-Abu-

Anonymous said...

wah asyik dong, gita kalo mo belanja gampang. Tapi ati² git, nanti malah keenakan belanjanya :D

gitafh said...

abu: betul, moga bandung ga jadi kota konsumtif!!!

desska: ga ngaruh dess, klo mo kesana ya tetep aja muter dulu, dan rada macet dikit jalannya :)

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...