hari ini, hari yang sama dengan 2 tahun yang lalu. langit mendung dan perlahan rintik mulai bertemu dengan tanah. dan kita memainkan es yang ada di dalam gelas, mengaduknya, seakan ingin segera melihat cairnya. beku.
-----------------------------------------------------
"ningtyas eka sari", ujarnya seraya menggenggam erat tanganku. senyum tak lepas dari bibirnya.
teman pertamaku disini. di kampus favorit ini. teman yang menyenangkan karena tawa, duka, cerita selalu kita bahasakan bersama.
"apa arti teman?" ujarnya satu ketika.
"teman adalah kamu, teman adalah aku. saat semua menjadi satu untaian. teman adalah yang bersama dalam kebaikan."
"menurutmu kita teman?"
"dalam bingkaiku, kita bersaudara."
aku tersenyum. dia terdiam.
dan perlahan senyumnya makin sering tak hadir. di balik bangku kuliah, di tengah riuh kantin, di kedamaian masjid. tak ada.
aku tidak percaya. "benarkah?"
lalu bayangannya pun menghilang.
---------------------------------------------------
binar matanya jenaka saat menggenggam erat tanganku. "tari", ujarnya.
aku terpesona binarnya. dan ia menjadi temanku.
"tari, aku suka bintang, suka sekali. pesonanya selalu membuatku ingin menyentuhnya."
"kenapa tidak kau tangkap saja." binar matanya mengerjap-ngerjap.
aku menoleh padanya. "tidak akan pernah bisa."
"tak pernahkah ingin bersamanya sebentar saja? akan kupinjamkan langit untukmu."
sejatinya, aku tak pernah ingin meminjam langit. aku ingin memilikinya.
dan binar itu menjadi asing bagiku.
------------------------------------------------------
disini, hari ini.
langit belum juga cerah. dan kita masih menunggu cairnya beku. berharap waktu tak pernah melipat semua cara kita berbahasa.
3 comments:
Kalo langit bisa dipinjam, bolehkah aku meminjamnya juga, supaya aku bisa menitipkan rinduku disana ;)
islah. Hangatnya ukhuwah insya Allah mencairkan es yang kini membeku
-Abu-
desska: klo langit bisa dipinjamkan, aku mo buka rental nya :)
abu: alhamdulillah ini hanya fiksi :)
Post a Comment