Friday, 18 February 2005

berikan dukungan

bumi ini milik Allah, bukan milik mereka yang denyut jantungnya pun tak bisa mereka kendalikan sendiri..

Pemakaian Jilbab di STIS Jakarta
Sekarang Jilbab Kecil, Besok Tak Pakai Jilbab?

republika.co.id-Mahasiswi hanya boleh memakai jilbab kecil yang tak menutupi dada. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta, memperketat aturan berjilbab bagi para mahasiswinya. Para mahasiswi tingkat I khususnya hanya diperkenankan mengenakan jilbab berukuran kecil, yang tak menutup bagian dada mereka. Mereka yang tak menghiraukan aturan itu terancam dikeluarkan dari perguruan tinggi yang terletak di Jakarta Timur itu. Menurut Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIS, Istato Hudayana, sebenarnya pihak STIS sebelumnya memberikan dua alternatif penggunaan jilbab di kampus. ''Ini tertuang dalam SK Ketua STIS tahun 2001 mengenai penggunaan jilbab. Ada dua alternatif jilbab yang bisa dikenakan oleh mahasiswi STIS yaitu berukuran besar dan kecil,,'' katanya di Jakarta, pekan lalu. Kala itu sebagian besar mahasiswi banyak yang memilih jilbab berukuran besar. Mereka beralasan jilbab tersebut sesuai syariat karena menutup bagian dada mereka. Namun pada September 2004 pihak STIS melakukan perubahan aturan berjilbab. Dua alternatif pemakaian jilbab yang telah ada di SK Ketua STIS pada 2001 diubah menjadi hanya satu alternatif. Para mahasiswi hanya diperkenankan mengenakan jilbab berukuran kecil yang hanya menutup bagian leher mereka. Perubahan aturan ini dilakukan dengan alasan supaya ada keseragaman. Peraturan ini terutama ditujukan kepada mahasiswi tingkat I. ''Perubahan yang ditetapkan tidak melibatkan kami sebagai mahasiswa. Sehingga kami menganggap hal ini menghambat teman-teman menjalankan keyakinannya,'' katanya. Karena aturan tersebut dianggap tak sesuai keyakinan, para mahasiswi tingkat I banyak yang tetap menggunakan jilbab berukuran besar. Sedangkan pihak STIS tetap berpendirian pada aturan yang telah mereka tetapkan. Pada Selasa (8/2) lalu, kata Istato, sebanyak 39 mahasiswi tingkat I yang masih mengenakan jilbab besar dikumpulkan dalam sebuah apel untuk mendapatkan peringatan. Hal ini memancing reaksi mahasiswa lainnya dan mendesak pihak STIS mencabut aturan yang ada. Pada hari itu juga Ketua STIS dan senat serta mahasiswa melakukan dialog di auditorium STIS. Namun dialog itu, tambahnya, tak menghasilkan titik temu. Pada Jumat (11/2) dialog juga mestinya dilakukan kembali namun pihak STIS dengan beragam alasan membatalkan dialog . ''Belum adanya keputusan final membuat saya khawatir teman-teman tingkat I yang masih mengenakan jilbab besar akan terhambat mengikuti ujian semester pada 21 Februari 2005 nanti,'' katanya. Ketua STIS, Satwiko Darmesto, mengakui bahwa pihaknya melakukan perubahan peraturan dalam berjilbab. ''Para mahasiswa berjilbab harus mengenakan jilbab berukuran kecil. Ini agar terlihat seragam. Kalau dibiarkan ada yang menggunakan jilbab besar dan kecil, kan terlihat tak bagus,'' katanya.

---Yuk, rapatkan barisan dan berikan dukungan bagi mahasiswi STIS Jakarta yang mau bener-bener menerapkan syariat Islam. Klik di sini ROHIS STIS JAKARTA --tadi dah dicoba, tapi lom bisa diklik linknya, dah nanya pak arul, moga bisa d---

copy paste dari postingan pak arul

6 comments:

Anonymous said...

kasus ini membuktikan bahwa "pertarungan" antara kebaikan dan ketidakbaikan akan selalu ada. Abadi. Tinggal kita memilih, berada di barisan kebaikan atau di kerumunan keburukan?

-kakak yang baek tea ;)-

Anonymous said...

turut berduka cita untuk wafatnya moril para pengurus STIS

imponk said...

cara mendukungnya?

Bea Siti Nabilla said...

hummm walo b3a ga pake kerudung, tp rasanya kurang terima nih temen2 dr STIS dibeginiin...klo ada yg demo, b3a ikut!!!!

Anonymous said...

mamanya buna:
wa qul jaa al Haq..wa zahaqo bathil..innal bathila kaana zahuuqo..
apapun niat dibalik peraturan tsb, pasti nanti akan terungkap...sementara,..dukung dgn do'a dari jauh...mdh2n 4JJI berikan jalan keluar, aminnn..

gitafh said...

buat semuanya, situs nya bisa di buka di http://rohisstis.org

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...