Saturday 3 February 2007

tentang perempuan

Perempuan jaman sekarang sudah bisa baca tulis. Bukan lagi gadis lugu dengan sanggul dan kebaya, lalu berdandan untuk diperkenalkan sebagai istri pada orang lain. Perempuan jaman sekarang kini mengenal karakternya, anugrah yang dikaruniai untuknya. Ada yang menjadi guru, dokter, direktur bank bahkan presiden suatu negara.
Perempuan itu manusia. Yang punya tangan, kaki. Yang miliki otak. Miliki hati juga keinginan. Perempuan bukan tercipta untuk mengebul bersama asap dapur. Bukan juga untuk melayani laki-laki. Perempuan diciptakan Allah dengan segala kelebihannya. Namanya disebut Rasul 3x, barulah laki-laki. Perempuanlah yang dipilih sebagai lembaga pendidikan pertama bagi janin di rahimnya.
Perempuan jaman sekarang kini bersekolah, dari tk, sd, smp, smu hingga jenjang s3. Bahkan tak sedikit yang menyandang gelar profesor. Perempuan punya mimpi karena ia juga manusia. Perempuan punya cita-cita karena ia mahkluk seperti laki-laki. Perempuan juga punya keinginan karena ia dikaruniai akal dan nafsu.
Dan laki-laki tidak sejengkal pun derajatnya ada di atas perempuan. Tidak lantas karena perempuan tercipta dari tulang rusuknya maka laki-laki merasa lebih berhak dari perempuan. Bukan itu. Tuhan tentu punya maksud dengan terciptanya perempuan.
Benar memang surga diperuntukkan bagi perempuan yang patuh dengan suaminya. Tapi itu tak jadi alasan ia dikebiri dari mimpi, cita-cita dan keinginannya oleh para suami. Aneh memang jika pernikahan adalah suatu ikatan yang kuat antara laki-laki dan perempuan, lalu mengapa keluarga yang sakinah mawadah warahmah seringkali hanya datang dari usaha pihak perempuan, dan hampir sebagian besar laki-laki sibuk dengan keasikannya menikmati surga dunia?
Dan entah siapa yang berhak menilai. Saat perempuan sedikit saja ungkapkan inginnya, maka ia dinilai tak lagi hormat pada suami, tak lagi peduli pada keluarga. Saat ia inginkan kesejajaran, maka saat itu pula ia dinasehati untuk mengalah. Apa mungkin dunia tercipta untuk dipersembahkan pada mahkluk berjenis laki-laki?
Mungkin banyak laki-laki yang lupa, atau bahkan banyak orang yang lupa, bahwa perempuan juga miliki perasaan, bahkan hatinya teramat peka. Sebagaimana lelaki ingin diperlakukan oleh perempuan, seperti itu jugalah perempuan ingin diperlakukan, tidak untuk jadi korban keegoisan laki-laki. Ia hadir bukan untuk disanjung dengan kata-kata manis, dihilangkan mimpi dan cita-citanya dalam belenggu berbalut manis pengabdian pada suami, lantas ditinggalkan setelah keriput dan tak lagi cantik. Ia hadir sebagai manusia, yang Allah beri kesempatan baginya untuk berlomba-lomba menjadi manusia mulia.

Ahh, ini sebenarnya tentang apa? Mungkin ini kisah yang tak lagi asing di telinga, di mata bahkan mungkin di hati. Ini kisah perempuan hari ini.

1 comment:

Cay said...

Dan demikianlah pula pendapat gue yang menyebabkan gue menulis artikel yang ini.

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...