Friday 6 January 2006

ini aku, risya

parasnya masih seperti dulu. ayu, namun gurat gurat kepedihan pun kini melekat disana. riasya.

***

"asya.. bentar." susah payah aku berusaha mensejajarkan langkah dengannya. dia ini selalu cepat berpindah-pindah. seperti kutu.
"kenapa?", ia bertanya tanpa memperlambat langkahnya.
"dih galak amat. sya, mau minta tolong. temenin aku ya malam ini. rumah sepi. orang orang pada pergi. kata mama minta temenin ma asya aja".
dia mendelik. "yee, emang gue pembantu apa?"
"plis sya, yah, yah, yah?" traktir bakso d 2 harian. ujarku memelas
"mmm.."
"iya ya sya?", ujarku memohon dengan sangat.
"mmm, ga mau bakso, mau dibeliin komik baru aja." ujarnya riang. "hihi, ngga ko ista, kamu tuh kayak ga tau aku siapa aja si. baru digituin dikit aja dah mo nangis. lucu."
"jahaaat.. ugh, kirain asya beneran tega ma ista."

***

hari ini asya ga masuk.
sepi d. soalnya dia itu maskot kelas. anaknya riang. suka ngebanyol, pinter, cantik lagi. ga biasa dia ga masuk. apalagi hari ini ada latihan drama. dia kan ratu drama yang jago banget akting.

***

ini hari ketiga asya belum juga masuk. asya kenapa? ada apa? telepon rumahnya lagi rusak seminggu ini. pulang sekolah kemarin mampir kesana ga ada siapapun. kosong.
asya.. moga dalam perlindunganNya.

***

ista, kamu pasti ngekhawatirin aku ya? hihi aku emang pd, abis aku yakin kamu pasti kangen aku. maaf ya ista, aku tiba tiba aja pergi. sebenarnya aku juga ga ingin tiba tiba menghilang seperti ini. tapi aku lebih milih pergi daripada bertahan dan terus menerus memakai topeng. aku senyum, tapi sebenarnya aku tersenyum untuk apa aku juga ga ngerti. aku ngelucu, meski sebenarnya aku yang ingin dihibur. aku ikut macam-macam kegiatan disekolah, hanya untuk buktiin aku masih ada di dunia ini. maaf ya ista kalau kamu bingung. pasti kamu ga ngerti ma surat ini. aku cuma mau cerita ma kamu aja. aku ga tega kalau aku juga mesti ngebohongin kamu. sahabatku yang benar benar menganggapku ada. maaf ya ista. aku juga ga tahu kalau aku ternyata seperti ini ista. kalau ternyata aku rapuh banget. kalau ternyata asya yang kamu temui tiap hari di sekolah itu asya yang rapuh sekali di dalamnya.
maaf ya ista. aku ingin jujur ma kamu bahwa riasya wulandari yang kamu kenal sebenarnya telah sejak lama tidak ada. riasya wulandari itu bukan aku ista. bukan aku. ia tokoh yang tercipta untuk melindungi aku yang rapuh. ia bukan aku ista. aku meminjam gerak geriknya. aku meminjam tutur katanya. aku meminjam hidupnya dan menggadaikan hidupku.
dan kini aku kembali ista. aku mengembalikan semua yang aku pinjam darinya. riasya tidak ada ista. kalau kamu tetap ingin mengenalku. kenalkan aku risya, riasya kakakku, saudara kembarku. ia meninggal 7 tahun yang lalu dalam kecelakaan. tapi tidak ada yang tahu kalau riasya yang meninggal, aku, aku yang mengatakan pada setiap orang bahwa risya yang meninggal. bakat aktingku mungkin sudah ada sejak dulu. semua orang mempercayaiku. dan hidup seorang riasya tetap berlanjut dalam diriku. entah mungkin ketakutan masa kecilku yang mendorong aku jadi seperti itu. riasya kesayangan semua orang. anak yang manis, riang, menggemaskan. beda denganku saudara kembarnya yang selalu saja jadi urutan kedua dalam segala hal. sore itu aku yang membujuk ibu agar aku dan riasya boleh bermain sepeda di ujung jalan. namun maut menjemput riasya. dan aku takut sekali, takut sekali jika aku yang disalahkan atas kematian riasya. tapi sebenarnya diriku yang mati perlahan dalam hidup riasya. hingga akhirnya aku lelah ista. satu minggu yang lalu aku menemui ibu. menceritakan semuanya. aku ingin jadi diriku. tapi rupanya keputusanku keliru. risya anaknya sudah mati bagi mereka. aku sudah tidak ada. dan akhirnya aku memilih hilang saja. aku ingin membentuk duniaku sendiri. dunia risya yang baru dimulai satu minggu yang lalu. aku ingin mengepakkan sayapku, meski sulit sekali. sekali lagi maafkan aku ista. aku risya bukan riasya.

***

wajahnya benar benar kuyu meski tetap ayu. itu risya bukan riasya.

2 comments:

Anonymous said...

Cerpennya bagus neng, tapi terlalu pendek (kan cerita pendek yak? kok malah kuprotes...heheh, sowwie). tapi secara umum bagus kok. cuma, tanda baca perlu diperhatiin lagi ya dok. supaya lebih nyaman bacanya, okey?

---mbak
yg pingin bisa nulis oke

Anonymous said...

ini aku juga :P

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...