Tuesday 26 April 2005

manusia dan jiwa (1)

manusia dan jiwa memang menarik.

perkembangan jiwa manusia sudah dimulai sejak ia kecil. bahkan masa dalam kandungan pun berpengaruh. hingga, saat seseorang berobat ke psikiater, maka pertanyaan wajibnya adalah: bagaimana saat ia dikandung? berapa bulan dikandungnya? bagaimana persalinannya? bagaimana kondisi fisik dan mental ibu? kehamilannya merupakan kehamilan yang dikehendaki atau tidak? kehamilan yang direncanakan atau bukan?

lalu setelah seseorang di lahirkan mulailah fase-fase perkembangan jiwanya. ada berbagai teori yang membahas mengenai hal ini, di antaranya adalah teori yang dikemukakan oleh freud dan erikson.

berikut, apa yang dikemukakan oleh freud:
freud membaginya dalam beberapa fase:

fase oral
seseorang berada di fase ini saat ia berusia 0-18 bulan. saat ini adalah saat dimana kebutuhan, persepsi dan ekspresi diwakili oleh zona oral (mulut, bibir, lidah). pada fase ini yang penting bukan hanya pemberian ASI atau susu formula, tapi juga bagaimana cara memberikan ASI itu sendiri. apakah ASI diberikan dengan teratur? dan bagaimana ketanggapan ibu saat menghadapi kebutuhan bayinya? mungkin terlihat sepele ya, tapi memberikan ASI dengan menyediakan waktu khusus dan mencurahkan seluruh perhatian pada sang bayi akan memberikan pengaruh yang berbeda jika dibandingkan dengan seorang ibu yang melakukan aktivitas lainnya saat menyusui anaknya.
kenapa demikian? karena pada fase ini yang dibangun adalah rasa percaya. jika ibu bisa memenuhi kebutuhan bayinya dengan teratur, penuh perhatian dan tanggap maka sang bayi akan merasa hangat dan aman. dan jika fase ini terlalui dengan baik maka akan tumbuh kemampuan untuk membentuk rasa percaya pada diri sendiri dan orang lain, kemampuan untuk menerima dan memberi tanpa rasa ketergantungan yang berlebihan atau rasa iri.
sebaliknya, jika fase ini tidak terlalui dengan baik maka akan timbul optimisme yang berlebihan, atau menjadi pesimis, menuntut perhatian yang berlebihan, dependensi, tidak mau memberi atau memberi dengan harapan balasan yang berlebih dan mungkin juga iri di kemudian hari.

fase anal
seseorang berada di fase ini saat ia berusia 18 bulan-4 tahun. pada fase ini telah terdapat maturasi sphincter ani (otot-otot kontraksi pada anus). pada fase ini dikenal suatu istilah: anal erotism, yaitu kesenangan yang diperoleh sang anak dengan menahan atau dengan mengeluarkan fesesnya. terlihat aneh mungkin ya? tapi ini merupakan hal yang menarik bagi anak, karena ini adalah hal pertama yang bisa ia kuasai, ia kontrol, ia kendalikan tanpa ada campur tangan pihak luar, bahkan ibunya sendiri. disini seseorang belajar mencapai otonomi dirinya sendiri, menjadi seseorang yang independen.
karena pada fase ini dimulai juga apa yang diistilahkan dengan toilet training, maka sangat perlu bagi ibu untuk memupuk kesabarannya seluas mungkin. latihlah sang anak tanpa paksaan, terutama saat ia sedang belajar buang air sendiri, karena ini adalah fase dimana dia belajar mengendalikan sesuatu. peristiwa seperti: "adek, cepetan dikamar mandinya" atau "peristiwa memaksa anak buang air dulu sebelum bepergian agar tak merepotkan nantinya" jangan sampai terjadi. karena anak akan merasa sangat terganggu dan merasa otoritas dirinya dicampuri pihak lain. tapi jangan pula dibiarkan begitu saja, sesuatu yang seimbang akan lebih baik tentunya, peringatkan anak dengan cara yang baik agar ia tak berlama-lama di kamar mandi, dengan cara yang tak mengganggu otoritas diri anak tentunya.
jika fase ini terlalui dengan baik, maka anak dapat tumbuh dengan memiliki otonomi diri, menjadi orang yang independen, berinisiatif, tidak ragu-ragu, mempunyai kemampuan bekerja sama tanpa kehilangan harga diri dan bisa membuat keputusan bagi diri sendiri. dan jika ia menemui banyak intervensi saat menjalani fase ini maka ia akan tumbuh menjadi orang yang ragu-ragu, ambivalensi, keras kepala dan kikir.

----fiuh, ternyata tiap detik hidup anak itu benar-benar menakjubkan, jadi jangan anggap ia tidak menangkap apa yang terjadi di sekitarnya hanya karena ia belum bisa memberikan respons yang jelas.
apapun bentuknya akan terekam dengan baik di alam bawah sadarnya, terutama hal-hal yang mempengaruhi integritas diri sang anak. pernah baca sybil? ternyata split personalitynya itu telah dimulai sejak dia balita, dan ini dipengaruhi oleh hal-hal yang disaksikan dan didengarnya pada saat ia bayi.

btw ini baru dua fase menurut freud, tapi dah banyak gini postingannya, jadi fase berikutnya dilanjutkan nanti :D, semoga bermanfaat

______________
lagi rajin posting :D

3 comments:

Anonymous said...

menarik ya git..dulu gara2 baca freud..agak2 takut jadi ibu..

abis fasenya anak tuk bener2 'rentan' banget dan mempengaruhi perkembangan berikutnya...takut salah...

nitip doa yaaaa
-ari-

Anonymous said...

wah, kayaknya ilmunya udah cukup tuh git...tinggal melangkah ke 'jenjang' selanjutnya, *wink* hi hi

-mbak, lom jadi ibu yg baik...hiks-

Anonymous said...

waaaaaahhh....
baca praktisi psikoanalisis
yang bernama Sigmund Freud juga ya?

hihihihi...
jadi inget kuliah dulu.
pertama baca bukunya yg Freud For Beginner.

-nikk.

Iri

Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...