Sejak dulu diri saya menolak untuk menjadi orang dewasa. Yang terlintas pertama kali tentang mereka –orang dewasa, red- adalah : "ih ga asik banget sih". Entahlah. Itu yang selalu ada disini, di sel-sel otak saya, sampai saat ini, saat bilangan usia saya telah lebih dari 20 tahun.
Saya sangat menikmati saat saat saya bisa berlarian, jajan es krim, cireng, makan permen, saat saya menarikan dinding ba’dinding, saat saya menerima kado kenaikan kelas, saat saya berpakaian daerah di hari kartini, saat saya ikut gerak jalan 17 agustus, saat saya berkemah, saat saya lempar-lemparan air dengan teman-teman, saat saya main basket, ikut pencak silat, tampil menari, jadi paskibra, melatih adik kelas, berantem ma teman, bagi raport.. saya menikmatinya satu persatu. Dan menjadi dewasa, entahlah jadi sesuatu yang selalu ingin saya hindarkan.
Tapi perjalanan waktu tidak pernah bisa saya tipu, saya ada disini sekarang, di antara kelompokan mereka yang memiliki predikat baru: "orang dewasa". Bukan, saya ingin selalu bisa dewasa, tapi tidak ingin menjadi orang dewasa, aneh ya? hihi.. karena menurut saya, mereka, orang dewasa dihadapkan pada tiap hal yang menuntut tanggung jawab dan memiliki risiko. Ga asik banget pokoknya. Ga seperti dulu, bisa lompat-lompatan, berlarian, lalu jatuh dan kemudian mengadu pada ibu lalu semua bisa dilupakan atau tidak seperti dulu saat kanak-kanak, saat segala sesuatu bisa bergerak tanpa beban, bisa kesana kemari tanpa khawatir tersandung sesuatu, akan terjatuh mungkin, tapi itu bukan sesuatu yang berarti dan membuat berhenti bergerak.
Entahlah, mungkin penolakan saya untuk menjadi dewasa berakar atas ketakutan saya akan tanggung jawab dan beban yang membayangi saya: peran saya sebagai orang dewasa. Saya bukan lagi anak mungil yang bisa mengadu dan bersembunyi di balik gaun ibunya, saya bukan lagi anak perempuan dengan rok merahnya yang bisa jajan sekenanya di saat istirahat sekolah. Saya adalah seseorang yang dilimpahkan peran sebagai orang dewasa, bukan lagi berseragam putih abu-abu. Dan saya merasa itu suatu beban, karena menjadi dewasa membuat kaki saya tidak bisa lagi ringan melangkah. Dan sejak dulu diri saya menolak untuk menjadi orang dewasa. Ga asik banget pokoknya.
Dan entah sejak kapan saya merasa sesuatu yang menjadi tanggung jawab saya adalah satu beban yang harus diselesaikan. Dan itu membuat saya tidak nyaman berada didalamnya, saya ingin segera menyelesaikannya, terkadang saya jadi apati dan tidak peduli dengan hasil akhirnya, satu yang ada di otak saya: beban abis, hilang, selesai. Salah memang. Mungkin yang harus saya ubah adalah kacamata saya. bagaimana saya menamakan semua ini, bagaimana saya membahasakannya: ini bukan suatu beban, ini satu kesempatan. Tapi tidak semudah itu, tidak secepat itu, saya harus membiasakan diri menikmatinya satu persatu, seperti saat saya menikmati main ayunan bersama teman, hujan-hujanan di halaman, manjat pohon, ataupun duduk manis di pesta ulang tahun teman. Saya harus belajar menyukainya, menyukai peran saya menjadi orang dewasa.
Bagaimanapun waktu benar-benar tidak bisa ditipu dan saat ini bilangan usia saya menggiring saya untuk menetapkan pilihan, menjadi kanak-kanak dalam balutan usia yang tak semestinya atau menjadi dewasa. Orang-orang terdekat saya tentu tahu saya seperti apa: manja, kekanak-kanakan, ga dewasa, cengeng atau apapun itu telah jadi predikat saya, kadang saya berpikir: "klo bisa manja-manja kenapa harus dewasa" hehe. Salah mungkin. Kini saya harus membuktikannya, setidaknya pada diri saya sendiri: ini kesempatan saya menjadi dewasa. Menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi diri dan lingkungannya, dapat mengambil keputusan, tidak bergantung pada orang lain, tidak sekedar punya mimpi dan cita-cita tapi juga merintis wujudnya, memiliki peta kehidupan, bergerak atas dasar pengetahuan dan bukan menjadi budak-budak pemikiran. Karena bagi saya menjadi dewasa adalah tidak lagi berlindung di balik tirai dan bersembunyi tapi bergerak di atas panggungnya, menjadi ada. Dan saat ini saya mungkin masih terlalu takut bermain di atas panggungnya, saya masih ingin berlindung di balik tirai itu.
Dan ini tidak mudah, tidak sekejap mata. Tapi saya harus menjadi seseorang yang benar-benar ada, berperan sebagai dirinya. Mulai saat ini. insya Allah.
Tulisan saat bosan menolak menjadi orang dewasa, tulisan saat penolakan menjadi dewasa membuat diri ini ga bisa kasih yang terbaik untuk orang-orang terdekat, tulisan saat merasa diri ini childish banget..
Btw kangen banget ma blog ini dan kangen banget ma pemilik blog lainnya.. yuhuuu b3a, desska, biru, rapuh, mba fe, imponk, mba hany, mba ary, teh tri,nikk.. gimana kabarnya, kasi koment ya :)
---makasi buat s48912 :)
6 comments:
Ck.. pakein word verification tuh, dek. Biar para sepamers kejeduk portal. Ngeselin bgt kan?
Btw, jadi anak kecil asik kalo duite ortu cukup buat jajan. Kalo tiap hari nggak dapet duit jajan, bersyukur aja. Alhamdulillah masih bisa makan n sekul. Hihihi...
Tenang dek, just do your best. Emang dewasa itu apa siy? Hihihi... liat aja ogut sgini tuwek masih cekikikan.
blognya knapa t'git?hix...qo mnghilang"bgitu?
katanya sih dewasa itu pilihan. entah...
baru bisa nulis doang, masih gini gini aja.. :( :( :(
kayaknya jadi dewassa itu enak.. kita diberikan pilihan, kita bebas memilih, kita juga yang harus nanggung resiko dari semua yang kita pilih. sesimple itu bukan? ya kalo ga simple gitu, kita bikin jadi simple aja gimana :)?
hai...........................semua
gua baru belajar tentang blogger nih, saya masih minim banget.....
gimana caranya buat website sebagus ini?, kasih tau ya....
terus gimana mendaftar di google adsense?....................
apa emang bener kita akan mendaparkan uang saat udah mendaftar di google adsense jika pengunjungnya banyak?/
tolong dong kalian semua kasih tau gua........
emai/fs: dian_saputra1st@yahoo.com
blog: http://asik-banget.blogspot.com
plis ya ok
tolong di bales........
Post a Comment