disini semua kata menjelma aku. disini semua rasa terserap dalam cerita. disini aku melepaskan segala penat. disini aku merindukan sejuta kenangan. disini aku menangisi kepedihan. disini aku menyadari segala kebodohan. disini aku menenggelamkan asa. disini aku berdiri, berlari, bahkan diam tak bergerak. disini aku berimaji. disini aku berkisah dalam kata. saat otak dan rasa berbagi cerita.
aku selalu merindukan kata-kata.
Wednesday, 19 October 2011
kisah langit
Langit bercerita pada malam betapa ia mengagumi bintang. Langit menuturkan pada siang betapa ia menikmati hangatnya mentari. Namun langit tak pernah bisa jujur pada hujan betapa ia merindukan pelangi.
Friday, 14 October 2011
hidup untuk kehidupan
kalau kita mau membuka mata, melihat dengan baik, mendengar dengan baik, ternyata banyak yg memerlukan uluran tangan kita, ternyata ga sedikit yang hidupnya nyaris sama sekali tidak layak hidup.
Karena ternyata hidup kita bukan hidup kita. Hidup kita untuk org lain. Untuk bermanfaat bagi yang lainnya. Ternyata hidup adalah untuk sebuah kehidupan.
Karena ternyata hidup kita bukan hidup kita. Hidup kita untuk org lain. Untuk bermanfaat bagi yang lainnya. Ternyata hidup adalah untuk sebuah kehidupan.
Tuesday, 4 October 2011
tidak pernah hidup
andai bisa memilih, ingin memilih tidak pernah hidup, dilahirkan dan berada disini sekarang. Tidak pernah merasa, tidak bahagia dan tidak juga pernah bersedih. Karena hidup bermula dan tak akan pernah berakhir.
Friday, 2 September 2011
hidup
saya benci hidup yang seperti ini.
hidup dimana manusia hidup hanya untuk hidupnya.
dimana otaknya, tangannya dan kakinya dipergunakan pertama kali untuk memenuhi kepentingan hidupnya.
saya benci dunia orang dewasa.
saya tidak suka dunia orang yang tua.
saya tidak nyaman dengan hidup orang-orang yang semakin bertambah usianya.
bagi saya, hidup adalah perjalanan
sesuatu yang dimulai dan akan berakhir
yang di dalamnya ada penggalan episode
lahir, balita, kanak-kanak, remaja, menjadi tua dan menuju kematian
dan hidup (seringkali) tidak lagi bisa dinikmati sebagai hidup ketika banyak orang bertambah tua,
ketika keinginan untuk hidupnya sendiri mengalahkan dirinya untuk menikmati hidup yang terus bergulir, ketika egois menjadi kosa kata utama baginya
(karena mungkin) manusia yang bertambah usianya sudah lupa bagaimana ia dulu kanak-kanak, lupa bahwa ketika jatuh ia hanya perlu berdiri lagi, lupa ketika ia menangis suatu saat ia bisa tersenyum lagi, lupa bahwa pelukan itu menghangatkan, lupa bahwa kehadiran itu menceriakan, lupa untuk bermain, lupa menikmati pagi, lupa terpesona akan bintang, lupa bahwa hidup itu penuh keajaiban
(karena mungkin) manusia yang bertambah usianya hanya menjalani rutinitas, menunggu rutinitas, dan menanti rutinitas, bekerja, bekerja, bekerja, pagi untuk bangun tidur, malam untuk tidur lagi, dan waktu yang ada di antara keduanya hanya lah sesuatu yang sama tiap harinya
(karena mungkin) manusia yang bertambah usianya mulai lupa bahwa keajaiban itu pasti ada, ia mulai (hanya) percaya logika saja, mulai mengenal kata teman dan lawan, mulai muncul rasa tidak suka, mulai sudah tidak bisa percaya apa-apa lagi
(karena mungkin) ketika manusia bertambah usianya, bertambah pula keegoisannya
dan artinya hidup bersama manusia-manusia yang bertambah usianya adalah hidup dalam lingkaran keegoisan
***
sejatinya hidup itu perjalanan, dan perjalanan yang harus kita nikmati, hingga saat kita bertemu kematian kita akan menyambutnya dengan senyuman, karena kita telah menikmati perjalanan kita, telah menikmati hidup kita.
perjalanan yang seharusnya tak tersentuh keegoisan kita
hidup dimana manusia hidup hanya untuk hidupnya.
dimana otaknya, tangannya dan kakinya dipergunakan pertama kali untuk memenuhi kepentingan hidupnya.
saya benci dunia orang dewasa.
saya tidak suka dunia orang yang tua.
saya tidak nyaman dengan hidup orang-orang yang semakin bertambah usianya.
bagi saya, hidup adalah perjalanan
sesuatu yang dimulai dan akan berakhir
yang di dalamnya ada penggalan episode
lahir, balita, kanak-kanak, remaja, menjadi tua dan menuju kematian
dan hidup (seringkali) tidak lagi bisa dinikmati sebagai hidup ketika banyak orang bertambah tua,
ketika keinginan untuk hidupnya sendiri mengalahkan dirinya untuk menikmati hidup yang terus bergulir, ketika egois menjadi kosa kata utama baginya
(karena mungkin) manusia yang bertambah usianya sudah lupa bagaimana ia dulu kanak-kanak, lupa bahwa ketika jatuh ia hanya perlu berdiri lagi, lupa ketika ia menangis suatu saat ia bisa tersenyum lagi, lupa bahwa pelukan itu menghangatkan, lupa bahwa kehadiran itu menceriakan, lupa untuk bermain, lupa menikmati pagi, lupa terpesona akan bintang, lupa bahwa hidup itu penuh keajaiban
(karena mungkin) manusia yang bertambah usianya hanya menjalani rutinitas, menunggu rutinitas, dan menanti rutinitas, bekerja, bekerja, bekerja, pagi untuk bangun tidur, malam untuk tidur lagi, dan waktu yang ada di antara keduanya hanya lah sesuatu yang sama tiap harinya
(karena mungkin) manusia yang bertambah usianya mulai lupa bahwa keajaiban itu pasti ada, ia mulai (hanya) percaya logika saja, mulai mengenal kata teman dan lawan, mulai muncul rasa tidak suka, mulai sudah tidak bisa percaya apa-apa lagi
(karena mungkin) ketika manusia bertambah usianya, bertambah pula keegoisannya
dan artinya hidup bersama manusia-manusia yang bertambah usianya adalah hidup dalam lingkaran keegoisan
***
sejatinya hidup itu perjalanan, dan perjalanan yang harus kita nikmati, hingga saat kita bertemu kematian kita akan menyambutnya dengan senyuman, karena kita telah menikmati perjalanan kita, telah menikmati hidup kita.
perjalanan yang seharusnya tak tersentuh keegoisan kita
Monday, 15 August 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)
Iri
Ingin rasanya berada bersisian, berdampingan dengan teman-teman di lapangan yang sedang berjibaku tak kenal henti. Mereka diberi kesempa...